Kamis, 31 Maret 2011

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL GONORE,SIFILIS,HIV/AIDS

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme ( virus,bakteri,protozoa dan jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama disaluran kemih dan reproduksi (maupun sistemik) dan/atau jalur penularannya melalui hubungan seksual.
Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Penelitian disurabaya menyebutkan angka kematian PMS pada ibu hamil adalah 19,2%. Angka kejadian PMS pada ibu hamil yang melakukan asuhan antenatal di Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta (1998) adalah 16,1% untuk kandidiasis vaginalis, 4,2% infeksi klamidia dan 1,2% trikomoniasis.
Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun bayi yang dikandung.
       I.            SIFILIS
Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Treponema pallidum yang dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi ditubuh. Infeksi terbagi atas beberapa fase, yaitu sifilis primer, sifilis sekunder, sifilis laten dini dan lanjut, serta neurosifilis ( sifilis tersier ). Sifilis umumnya ditularkan lewat kontak seksual, namun juga dapat secara vertical pada masa kehamilan
Lesi primer sifilis berupa tukak yang biasanya timbul didaerah genital eksterna. Sifilis primer memiliki masa inkubasi 10 sampai 90 hari(rata-rata 3 minggu).
Pada perempuan kelainan sering ditemukan dilabia mayora, labia minora, atau serviks. Gambaran klinik dapat khas, akan tetapi dapat juga tidak khas. Lesi awal berupa papul berindurasi yang tidak nyeri , kemudian permukaanya mengalami nekrosis dan ulserasi dengan tepi yang meninggi, teraba keras, dan berbatas tegas. Jumlah ulserasi biasanya hanya satu, namun dapat juga multiple.
Sekitar 4 sampai 10 minggu kemudian muncul sifilis sekunder yang ditandai dengan malese, demam, nyeri kepala, limfadenopati generalisata, ruam generalisata dengan lesi dipalmar, plantar, mukosa oral atau genital, kondiloma lata didaerah intertrigenosa dan alopesia. Lesi kulit biasanya simetris,dapat berupa macula, papula, papuloskuamosa dan pustule yang jarang disertai keluhan gatal.
Sifilis laten merupakan fase sifilis tanpa gejala klinik dan hanya pemeriksaan serologic yang reaktif. Hal ini mengindikasikan organisme ini masih tetap ada didalam tubuh, dan dalam perjalananya fase ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Kurang lebih 2/3 pasien sifilis laten yang tidak diobati akan tetap dalam fase ini selama hidupnya.
Sifilis tersier terjadi pada 1/3 pasien yang tidak diobati. Fase ini dapat terjadi sejak beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah fase laten dimulai. Treponema palidum menginvasi dan menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat, system kardiovaskuler, mata, kulit serta organ lain. Lesi tersebut bersifat destruktif dan biasanya muncul dikulit, tulang atau organ dalam.
Pada kehamilan gejala klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak hamil, hanya perlu diwaspadai hasil tes serologi sifilis pada kehamilan normal bias memberikan hasil positif palsu. Transmisi dari ibu ke janin umumnya terjadi setelah plasenta berbentuk utuh, kira-kira sekitar umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu bila sifilis primer atau sekunder ditemukan pada kehamilan setelah 16minggu, kemungkinan timbulnya sifilis kongenital lebih memungkinkan.
WHO dan CDC telah merekomendasikan  pemberian terapi injeksi penisilin benzatin 2,4 juta MU untuk sifilis primer, sekunder dan laten dini. Sedangkan untuk sifilis laten lanjut atau tidak diketahui lamanya, mendapat 3 dosis injeksi tersebut. Alternative pengobatan bagi yang alergi terhadap penisilin dan tidak hamil dapat diberi doksisiklin peroral,2 x100 mg/hari, atau tetrasiklin per o ral 4x500 mg/hari selama 30 hari. Bagi yang alergi terhadap penisilin dan hamil sebaiknya tetap diberi penisilin secara desensitisasi. Bila tidak memungkinkan, pemberian eritromisin per oral 4x500 mg/hari selama 30 hari dapat dipertimbangkan.
II.GONORE
Gonore adalah semua infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
Gambaran klinik dan perjalan penyakit  pada perempuan dan wanita berbeda dari pria. Hal ini disebabkan perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita. Gonore pada wanita kebanyakan asimptomatik sehingga sulit untuk menentukan masa inkubasinya.
Infeksi pada uretra dapat bersifat simptomatik ataupun asimptomatik, tetapi umumnya jarang terjadi tanpa infeksi pada serviks, kecuali pada perempuan yang telah dihisterektomi.
Keluhan traktus genitourinarius bawah yang paling sering adalah dysuria yang kadang-kadang disertai polyuria, perdarahan antara masa haid, dan menoragia. Daerah yang paling sering terinfeksi adalah serviks. Pada pemeriksaan, serviks tampak hiperemis dengan erosi dan secret mukopurulen.
Komplikasi sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Infeksi pada serviks dapat menimbulkan komplikasi salpingitis atau penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul yang simptomatik maupun asimptomatik dapat mengakibatkan jaringan parut pada tuba sehingga menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik.
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease. Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut menyebabkan prematuritas, ketuban pecah dini,korioamnionitis dan infeksi paska persalinan. Manifestasi tersering dari infeksi perinatal, umunya ditransmisikan selama proses persalinan. Jika tidak diterapi, kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi neonatal lainnya yang lebih jarang termasuk meningitis, sepsis,diseminata serta infeksi genital dan rektal.
Pilihan terapi yang direkomendasikan oleh CDC adalah sefiksim 400mg per oral, seftriakson 250mg IM, siprofloksasin 500mg per oral, ofloksasin 400mg per oral, levofloksasin 250 mg per oral.
III.HIV/AIDS
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh infeksi Human immunodeficiency virus (HIV).
Virus masuk kedalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen, dan secret vagina. Sebagian besar melalui hubungan seksual. Virus ini cenderung menyerang sel jenis tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen permukaan CD4, terutama limfosit T yang memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan system kekebalan tubuh.
Gejala umum adalah demam dan keringat malam, rasa lelah,ruam,nyeri kepala,limfadenopati,faringitis,myalgia,arthralgia,mual,muntah dan diare. Setelah gejala mereda, mulailah diawali infeksi akut maka dapat terjadi infeksi kronik selama beberapa tahun disertai replikasi virus secara lambat. Kemudian setelah terjadi penurunan system imun yang berat, maka terjadi berbagai infeksi dan pasien dapat dikatakan telah masuk pada keadaan AIDS.
Perjalan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi pertama, bahkan bias lebih lama lagi.
Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, prematuritas, dan abortus.
Penatalaksanaan selama kehamilan dengan melakukan konseling yang merupakan suatu keharusan bagi wanita positif HIV. Hal ini sebaiknya dilakukan pada awalkehamilan, dan apabila ia memilih untuk melanjutkan kehamilannya, perlu diberikan konseling berkelanjutan untuk membantu wanita tersebut secara psikologis.

KEPENDUDUKAN

KEPENDUDUKAN
Disbanding dengan Negara-negara yang sedang berkembang lainnya,Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah cina dan india. Indonesia merupakan Negara yang sedang membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang disertai dengan yaitu jummlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relative tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata . jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang menigkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya.



PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
           Orang yang tinggal di daerah tersebut
           Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah demografi. Istilah demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang dilondon yang menganalisis data kelahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk. Sehingga john Graunt dianggap sebagai bapak demografi.
PENGENDALIAN PENDUDUK
Merupakan kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di republic rakyat cinan yang terkenal dengan kebijakan ‘satu anak cukup’,pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib. Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasive ketimbang di paksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
Selain program KB pengendalian penduduk dapat dilakukan dengan mengatur perpindahan penduduk. Dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya.
DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan yang terjadi pada suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu.
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
 Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
·         Indicator
Indicator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu Negara. Indicator dalam demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
-        Jumlah penduduk
-        Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, agama, pekerjaan, dan lain-lain.
-        Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk.
·         Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam pengukuran, yaitu angka basolut dan angka relative.
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa disamping jumlah absolutnya yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran serta kualitas penduduk dipandang dari sudut sumberdaya manusia secara keseluruhan.
·         Factor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ( growth Birth Rate) ditentukan oleh :
-        Tingkat kelahiran kasar (crude birth rate)
Angka yang menunjukan tingkat kematian tanpa memperhitungkan umtu dan jenis kelamin dari penduduk tersebut. Jumlah kematian karena sebab apapun per 1000 penduduk per tahun.



-        Transisi demografi
Transisi demografi adalah konsep mengenai proses menurunkan tingkat fertilisasi sampai terciptanya tingkat populasi yang stabil. Transisi demografi dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
ü  Tahap I
Dalam masyarakat tradisional ( sebelum modernisasi) tingginya angka kelahiran sama tingginya dengan angka kematian sehingga pertumbuhan penduduk tetap atau naik.
ü  Tahap II
Dengan adanya pelayanan kesehatan yang lebih baik, makanan yan lebih bergizi, pendapatan yang tinggi dan tingkat pendidikan penduduk sehingga penduduk lebih siap untuk menerima perubahan yang rasional maka tingkat kematian penduduk menurun akan tetapi jumlah kelahiran masih tetap tinggi.
ü  Tahap III
Dalam masyarakat modern makin tingginya proporsi jumlah penduduk migrasi, usia kawin meningkat, pelayanan dan pemakaian alat kontrasepsi meluas maka angka kematian yang sudah rendah kemudian diimbangi dengan angka kelahiran yang turun. Sehingga laju pertumbuhan penduduk akan turun dengan sendirinya.
·         Masalah kependudukan Indonesia
Jumlah semua orang yang mendiami suatu Negara dalam jangka waktu satu tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 jumlah penduduk melonjak menjadi 205,8 juta jiwa. Menurut Encarta encyclopedia, penduduk Indonesia berjumlah 241.973.880 jiwa pada tahun 2005 dan sekitar 243.649.000 jiwa pada tahun 2007. Kemudian diperkirakan akan berjumlah 278.502.882 jiwa pada tahun 2025.

Pertumbuhan penduduk adalah penambahan dan jumlah penduduk dalam suatu daerah dari waktu ke waktuatau disebut juga perubahan jumlah penduduk. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu :
·         Tingkat kelahiran,angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 populasi dalam periode tertentu.
·         Angka kematian,angka yang menunjukan jumlah kematian per 1000 populasi dalam periode tertentu.
·         Perpindahan penduduk ( migrasi)
Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar negeri.
Pertumbuhan penduduk minus jika jumlah penduduk pada suatu daerah mengalami penurunan yang bias disebabkan oleh banyak hal.
Dampak pertumbuhan penduduk yang cepat meliputi :
·         Ketersediaan pendidikan yang terbatas
·         Pelayanan kesehatan yang tidak merata
·         Masalah lapangan pekerjaan yang kurang
·         Kehidupan social ekonomi menurun dan tingginya angka kemiskinan.
Penigkatan kelahiran diiringi peningkatan jumlah penduduk miskin serta tidak diimbangi dengan laju pembangunan yang sepadan maka dapat dikatakan derajat hidup masyarakat masih rendah,sehingga untuk mengatasi hal tersebut pemerintah telah mencanangkan program keluarga berancana.

INFEKSI YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN

A.     RUBELLA

Rubella artinya campak jerman yaitu infeksi virus ringan yang ditandai dengan ruam merah muda, demam dan pembesaran kelenjar limfe.
Penyakit ini yang dijumpai di Indonesia.infeksi pada kehamilan dapat menimbulkan kelainan bawaan. Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan pada janin. Sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I (30-50%).
Bentuk kelainan bawaan diantaranya :
-       Mata: katarak, glaukoma, dan mikroftalmia.
-       Telinga: duktus akteriosus persistem, septum jantung tetap terbuka, stenosis arteria pulmonalis.
-       Susunan saraf pusat: meningoensefalitis, ganguan intelegensia

Dapat dijumpai kelainan: keterlambatan pertumbuhan janin, hepatoplenomegali, ikterus, kelainan kromosom, trombositopenia, dan anemia.
Bayi merupakan sumber infeksi (karier). Pengobatan tidak ada yang bersifat khas, hanya diberikan simtomatis gamma globulin atau vaksin rubela.

Diagnosis
Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit lain, kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai dan merusak embrio dan fetus. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau dengan dotemukannya kenaikan titer anti rubella  dan terjadi leukopeni dengan leukosit kurang dari 4.ooo ml.

Tanda dan Gejala klinis:
-       Demam-ringan
-       Merasa mengantuk
-       Sakit tenggorok
-       Kemerahan sampai merah terang atau pucat, menyebar secara cepat dari wajah ke seluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat
-       Kelenjar leher membengkak
-       Durasi 3-5 hari

Hingga kini tidak ada obat-obatna yang dapat mencegah viremia pada orang yang tidak kebal. Manfaat gamaglobulin dalam hal ini masih diragukan, yang lebih manjur ialah vaksin rubella. Akan tetapi, vaksinasi ini sering menimbulkan artralgia atau arthritis, dan pula vaksinasi yang dilakukan tidak lama sebelum terjadinya kehamilan atau dalam kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin. Karena itu, lebih baik vaksinasi diberikan sebelum perkawinan. Pemberian vaksin pada wanita selam kunjungan prekonsepsi dianjurkan untuk uji serologi varicella apabila klien selama masa kanak-kanaknya tidak mempunyai riwayat infeksi, kontraindikasi pada kehamilan adalah menghindari konsepsi selama 3 bulan setelah vaksinasi.

Pencegahan penularan rubella
Pencegahan dilakukan dengan menghindari penularan dengan vaksinasi dibalai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) dan klinik keluarga berencana dianjurkan untuk selalu dilakukan tes serologis terhadap virus rubella pada setiap ibu yang diperiksa.           
Vaksinasi menggunakan virus hidup yang dilemahkan boleh diberikan pada penduduk kecuali permpuan yang sedang hamil trimester pertama, virusnya akan menyebabkan kerusakan jaringan pada bayi. Akibatnya, dapat terjadi keguguran, lahir mati, atau lahir  dengan cacat bawaan berupa kerusakan otak, mental, retardasi, tuli, kongenital katarak (buta), cacat jantung bawaan, splenomegali ataupun hepatomegali.

B.    VARICELLA
Varicella artinya cacar air.varicela terutama merupakan penyakit anak-anak dan sangat jarang terjadi pada masa kehamilan dan nifas.Namun pada wanita hamil dapat terjadi
 Pengaruh varicella pada kehamilan Infeksi varicela pada ibu hamil trimester I mungkin menyebabkan cacat bawaan seperti korioretinitis, atrofifikorteks serebri, hidronefrosis dan kelainan pada tulang dan kulit. Jika infeksi ini terjadi pada usia kehamilan 13-20 minggu dapat terjadi kelainan, tetapi jikainfeksi ini terjadi setelah 20 minggu umumnya tidak terjadi kelainan.
Masa inkubasi virus varisela umumnya kurang dari 2 minggu. Jika persalinan terjadi sebelum masa ingkubasi atau pada persalinan, maka karena antibody pada tubuh ibu belum terbentuk, bayi akan terinfeksi dan menimbulkan cacat pada usus dan susunan saraf pusat

Penularan varicella     
Penularannya melalui udara bersama titik ludah atau melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan lesi kulit penderita


C.    HERPES
Infeksi herpes virus hominis pada orang dewasa biasanya ringan. Walaupun demikian, penyakit ini dapat menyebabkan kematian janin dan bayi. Pada bayi dapat dijumpai gelembung-gelembung pada kulit di seluruh badan, atau pada konjungtiva dan selaput lendir mulut. Kematian bayi dapat pula disebabkan oleh ensefalitis herpes virus.Virus tipe II dapat menyebabkan herpes genitalis dengan gelembung-gelembung berisi cairan di vulva, vagina, dan servik, yang dikenal juga dengan nama herpes simpleks.Penularan kepada anak dapat terjadi melalui:
-       Hematigen melalui plasenta
-       Akibat penjalaran ke atas dari vagina ke janin apabila ketuban pecah
-       Melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir

Diagnosis tidak sulit yaitu apabila terdapat gelambung-gelambung di daerah alat kelamin, ditemukannya benda-benda inklusi intranuklear yang khas di dalam sel-sel epitel vulva, vagina atau servik setelah dipulas menurut papanicolau, memberi kepastian dalam diagnosis.
Herpes genitalis merupakan infeksi virus yang senantiasa bersifat kronik, recurrent, dan dapat dikatakan sulit diobati. Sampai saat ini hanya satu cara pengobatan herpese yang cukup efektif, yaitu antivirus yang disebut acyclovir. Obat-obat analgetik dipakai untuk mengurangi rasa nyeri di daerah vulva. Acyclovir dalam kehamilan tidak dianjurkan, kecuali bila infeksi yang terjadi merupakan keadaan yang mengancam kematian ibu, seperti adanya ensefalitis, pneumonitis, dan atau hepatitis, dimana acyclovir dapat diberikan secara IV. SC dianjurkan pada wanita yang pada saat kelahiran menunjukkan gejala-gejala akut pada genetalia, untuk menghindari penularan akibat kontak langsung. Karena bila dengan persalinan pervaginam 50% bayi akan mengalami infeksi. Pada pasca persalinan, ibu yang menderita herpes aktif harus diisolasi. Bayinya dapat diberikan untuk menyusui bila ibu telah cuci tangan mengganti baju yang bersih.

D.    TOXOPLASMOSIS
a.  Temuan klinis
Infeksi ini disebabkan oleh toksoplasmosis gondii. Protozoa ini banyah terdapat pada anjing, kucing, tikus dan binatang lainnya. Protozoa ini dapat menular pada manusia dengan gejala klinis infeksi pada kelenjar limfe-membengkak, nyeri dan mungkin terjadi abses.Infeksi lainnya dapat terjadi pneumonia, poliomilitis, dan miokarditis.
Pengaruh terhadap kehamilan dapat menimbulkan keguguran persalinan prematuritas dan dapat terjadi cacat bawaan seperti hidrosefalus, mikrosefalusm, anensefalus, meningoensefalitis, dan kelainan pada mata. Untuk menghindari infeksi toskoplasmosis sebainya menghindari memelihara binatang  peliharaan atau binatang dengan mendapat pengawasan dokter hewan.
BBL dengan menderita toxoplasma congenital terinfeksi saat berada di dalam uterus secara transplacental. Choriuretinitis merupakan manifestasi klinis yang serinng muncul apada BBL sebagai gejala toxoplasma.

b.  Penularan
1.    Kucing
Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. Sekitar ½ dari beberapa kucing yang diuji mempunyai antibody toxoplasma. Ini berarti bahwa kucing tersebut terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Hewan ini mudah terinfeksi lagi dan dapat mengeluarkan oocyst ketika terinfeksi oleh organisme lain.Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran dan dapat dicegah dengan pembuangan sampat setiap hari. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak aktif dalam C atau terkontak dengan ammonia,°keadaan beku, kekeringan, panas lebih dari 50  biodin atau formalin.

2.    Daging
Wabah “christiaan barand” adalah contoh penularan toxoplasma melalui daging. Konsumsi daging yang terinfeksi adalah penyebab utama toxoplasma di Eropa, dimana dibatasinya penggunaan lemari pendingin dan biasanya daging tidak dibekukan. Seharusnya daging dimasak pada suhu yang tinggi untuk mecegah terjadinya penularan toxoplasma.

c.   Diagnosis
1.    Ibu
Diagnosa klinis toxoplasma akut tidak dapat dipercaya apabila tidak ditemukan tanda yang spesifik berkaitan dengan infeksi. Namun demikian toxoplasma akut harus dipertimbangkan pada setiap wanita hamil dengan limfa denopati, utamanya meliputi rahim posterior, dan atau gejala mononucleosisslike.Diagnosa utama infeksi toxoplasma selama kehamilan adalah meliputi salah satu dari hal berikut:
-     Menunjukan hasil yang positif pada uji yang dilakukan
-     Terjadi peningkatan antibody yang diperoleh dari serum ibu pada dua kali pemeriksaan yang berbeda, atau
-     Terdeteksi antibody IgM toxoplasma

Pada usia remaja dengan infeksi primer jarang terjadi perkembangan antibody IgG dan IgM. Antibody IgG spesifik toxoplasma berkembang dalam waktu 2 minggu setelah terinfeksi dan berlangsung selamanya UJI IVA (Indairec immaunofluorescence Antibody Test untuk IgM toxoplasma spesifik biasanya menunjukan kadar yang tinggi pada 6 bulan setelah terinfeksi, berikutnya titer akan menurun. Uji IVA lebih bermanfaat dari uji Elisa dalam membedakan infeksi adanya primer pada wanita hamil

2.    Anak
Gejala klinis pada bayi baru lahir akan dapat ditemukan seperti pada temuan diatas. Gejala klinik yang paling banyak ditemukan adalah chorioretinitis, penyakit kuning, demam, dan hepatosplenomegali. Adanya IgM toxoplasma spesifik pada bayi baru lahir memperjelas diagnosa infeksi congenital. Adanya kista toxoplasma gondii pada pemerikaan histology plasenta juga mendukung kuat diagnosa infeksi pada bayi.

3.    Diagnosa prenatal
Mendiagnosa toxoplasma pada kehamilan dipercaya dengan cairan amnion atau darah janin yang dapat didiagnosa dengan amniosentesis atau cordosentesis.IgM spesifik toxoplasma jika didapatkan pada darah janin dari cordosentesis dapat pula digunakan untuk mendiagnosa infeksi janin namun sayangnya antibody IgM janin sedikit berekembang sampai umur kehamilan 21 sampai 24 minggu.

d.  Penatalaksanaan dan pencegahan
1.    Ibu
Prognosa pada infeksi yang akut baik, kecuali pada keadaan imonosekresi yang amat besar. Wanta hamil dengan infeksi akut dapat dirawat dengan kombinasi pyrimethamine, asam folimik dan sulfonamide. Dosis standar pyrimethamine adalah 25 mg/hari/oral dan 1 gr sulfadiazine peroral 4 X/hari selam 1 tahun. Pyrimethamine adalah musuh dari asam folik dan oleh karena itu mungkinmemberikan efek teratogenik jika diberikan pada trimester I. Asam folimik diberikan dengan dosis 6 mg secara IM atau per oral setiap pada hari yang berbeda untuk mengetahui apakah benar habisnya asam folat disebsbkan oleh Pyrimethamine.
Spiramycin adalah ejen lainyang digunakan pada pengobatan toxoplasma akut dan dapat diperoleh pada pusat pengontrolan penyakit di USA, ini biasa digunakan di Eropa dan karenanya tidak ada pengawasan yang baik terhadap kemanjuran obat ini

2.    Janin
Adanya gejala infeksi pada bayi lahir harus ditangani dengan pemberian pyrimethamine dengan dosis 1 mg/kg/hr/oral selam 34 hari, dilanjutkan dosis 0,5 mg/kg/hr selam 21-30 hari dan sulfadiazine dengan dosis 20 mg/kg per oral selam 1 tahun. Pada saat menginjak remaja diberikan asam folimik 2-6 mg secara IM atau oral 3 X seminggu walaupun pada saat bayi dia mendapatkan pyrimethamine. Infeksi congenital pada bayi baru lahir bukan merupakan infeksius, oleh karena itu tidak perlu diisolasi. Bayi baru lahir yang tidak menunjukan infeksi dan positif antibody IgG toxoplasma spesifiknya mungkin didapatkan dari ibunya secara transplasetal. Pada bayi yang tidak ditemukannya temuan yang lain yang mencurigakan terjadinya infeksi congenital harus dipantau, apabila tidak terinfeksi harus menunjukan adanya penurunan titer antibody IgG terhadap toxoplasma.

 
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan. Diakses pada tanggal 16 Maret 2011 dalam http://www.g-excess.com/id/askeb-asuhan-kebidanan/infeksi-yang-menyertai-kehamilan-dan-persalinan-pada-ibu-hamil.html

Diktat kuliah mikrobiologi. 2009

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta. EGC

Nuswantari, Dyah. 1998. Dorland edisi 25. Jakarta. EGC

Soedarto.2009. penyakit menular di Indonesia. Jakarta. Sagung Seto

Sarwono, prawirohardjo. 2006. Ilmu kebidanan edisi 3. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono, prawirohardjo. 2007. Ilmu kebidanan edisi 4. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
           

PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALIAN

PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Setiap wanita hamil umumnya mempunyai berbagai keluhan yang menyertai masa-masa kehamilan disebabkan oleh perubahan dalam tubuhnya. Keluhan itu bisa bermula dari gangguan ringan seperti konstipasi dan kram otot sampai gangguan yang lebih serius seperti diabetes atau hipertensi. Masing-masing individu memiliki keluhan berbeda tergantung kondisi fisiknya. Ada yang selama kehamilan tidak menemukan keluhan berarti, tetapi tak sedikit pula wanita hamil yang mengeluhkan berbagai gangguan.
1.Tuberkulosis paru
Penyakit ini disebabkan oleh inhalasi mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan reaksi granuloma paru.
Gejala klinik infeksi tuberculosis adalah batuk dengan sputum minimal,hemoptysis,subfebris,penurunan berat badan,dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan gambaran infiltrate,kavitas,dan limfadenopati mediastinum. Pemeriksaan radiologic harus memakai pelindung timah pada abdomen, sehingga bahaya radiasi dapat diminimalisasi. Pada trimester I hindari pemeriksaan foto toraks karena efek radiasi yang sedikit pun masih berdampak negative pada sel-sel muda janin. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan hapusan sputum dan ditemukan basil tahan asam, uji tuberculin dengan purified protein derivative ( PPD ) 5 unit intrakutan, pemeriksaan kultur darah, PCR, dan interferon gamma kuantitatif pada infeksi laten TBC.
Pada kehamilan dengan infeksi TBC risiko prematuritas, IUGR, dan berat badan lahir rendah meningkat serta resiko kematian perinatal. Keadaan ini terjadi baik akibat diagnosis yang terlambat, pengobatan yang tidak teratur dan derajat keparahan lesi di paru, maupun infeksi ekstrapulmoner. Infeksi TBC dapat menginfeksi plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan infeksi pada janin yang menyebabkan tuberculosis kongenital. Tuberculosis kongenital juga termasuk bayi yang terinfeksi dari aspirasi secret pada proses persalinan.
Penanganan sebelum kehamilan perlu diberi konseling mengenai pengaruh kehamilan dan TBC,serta pengobatan. Adanya TBC tidak merupakan indikasi untuk melakukan abortus.  Pengobatan TBC dengan isoniazid,rifampisin, etambutol tidak merupakan kontraindikasi pada kehamilan. Yang merupakan kontraindikasi pada kehamilan yaitu streptomisin karena dapat menyebabkan ototoksik pada janin. Pengobatan TBC dalam kehamilan menurut WHO adalah dengan pemberian 4 regimen kombinasi isoniazid, rifampisin, etabunol dan pirazinamid selama 6 bulan atau 3 regimen kombinasi isoniazid, rimfapisin etambunol selama 9 bulan.
2.JANTUNG
Penyakit jantung terbanyak disebabkan oleh demam reumatik dan biasanya dalam bentuk stenose mitralis, disamping itu dapat disebabkan kelainan jantung kongenital dan penyakit otot jantung.
Penyakit jantung pada wanita hamil masih merupakan sebab kematian yang penting. Bidan sulit mendiagnosa penyakit jantung mungkin baru diketahui kalau ada decompensatio seperti sesak nafas, cyanosis, kelainan nadi, oedem, dan jantung yang berdebar-debar.
Dokter dapat mendiagnosa penyakit jantung atas adanya :
·         Bising diastolis atau bising sistolis yang kuat
·         Pembesaran jantung pada gambarrontgen
·         Adanya aritmia jantung.

Pasien dengan penyakit jantung biasanya dibagi dalam 4 golongan :
Golongan 1 : pasien yang tidak usah membatasi kegiatan badannya
Golongan 2 : pasien yang harus membatasi diri sedikit, kalau melakukan pekerjaan sehari-harinya maka terasa capek,jantung berdebar,sesak nafas.
Golongan 3 : pasien yang sangat harus membatasi diri.pasien golongan ini senang dalam istrahat tapi kalau bekerja sedikit merasa capek, sesak dan  lainnya.
Golongan 4 : pasien yang memperlihatkan gejalla-gejala decompensatio walaupun dalam istirahat.
Factor predisposisi yaitu peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed preklampsia atau eklampsia,aritmia jantung, anemia.
Pada penderita penyakit jantung diusahakan untuk membatasi kenaikan berat badan berlebihan, anemia secepat mungkin diatasi dan preklampsia dijauhkan karena sangat memberatkan kerja jantung.
Golongan 1 dan 2 biasanya dapat melalui kehamilan dan persalinan dengan selamat.kalau kala II terlalu panjang, posisi baik dan kepala sudah sampai didasar panggul dapat ditolong dengan forceps.
Dalam pengobatan penyakit jantung ada 4 hal yang harus diperhatikan,yaitu :
·         Cukup istirahat.
·         Menghindarkan infeksi terutama infeksi jalan pernafasan bagian atas.
·         Tanda dini decompensatio harus cepat diketahui ialah batuk, ronchi basal, dyspnoe dan haemoptoe.
·         Baiknya pasien masuk rumah sakit 2 minggu sebelum persalinan untuk istirahat.

Pada pimpinan persalinan untuk ibu bersalin dengan penyakit jantung,untuk menjauhkan infeksi biasanya diberi antibiotika selama persalinan dan masa nifas.waktu persalinan kepala dan dada ditinggikan.nadi dan pernafasan dicatat tiap ½ jam dalam kala I dan tiap 10menit dalam kala II: nadi diatas !!% menit dan pernafasan diatas 28 menit harus dilapokan.
3.GINJAL
Dalam kehamilan terjadi perubahan anatomic dan fungsional ginjal dan saluran kemih, yang sering menimbulkan gejala, kelainan fisik, dan perubahan hasil pemeriksaan laboratorium. Oleh karena itu perlu dipahami benar mengenai perubahan – perubahan ginjal dan saluran kemih dalam kehamilan agar tidak terjadi kesalahan dalam membuat diagnosis dan terapi yang dapat merugikan ibu dan bayi.
Ginjal dan saluran kemih dapat terinfeksi bersama-sama dalam bentuk akut maupun kronis. Pada infeksi ginjal dan saluran kemih yang akut dapat dijumpai :
·         Panas badan yang tinggi disertai menggigil
·         Nyeri pada pinggang atau diatas simfisis
·         Nyeri saat miksi, urin kurang
·         Gejala subyektif yang sering dijumpai adalah mual sampai muntah, nafsu makan berkurang, nyeri kepala, nyeri pada pinggang yang terkena infeksi.
·         Pada infeksi ginjal akut dapat pula dijumpai urin yang mengandung darah, pembengkakan tungkai, pengeluaran protein melalui urin.
Bentuk infeksi yang sering dijumpai adalah bekteriuria, sistitis, pielonefritis akut, dan glronefritis akut.
Infeksi pada ginjal dan saluran serta kandung kemih mudah terjadi pada wanita karena dekatnya saluran kemih dengan anus sebagai sumber infeksi. Saat hamil sering tersisa urin sehingga memudahkan terjadinya infeksi kandung kemih. Rahim yang hamil yang terdorong kearah kanan dapat menekan ureter kanan sehingga terjadi timbunan urin yang lebih memudahkan terjadinya infeksi pielum ginjal dan infeksi jaringan ginjal. Oleh karena itu, bidan yang bertugas dipedesaan sebaiknya segera  melakukan konsultasi  atau merujuk pemderita.

Pengaruhnya terhadap kehamilan terutama karena panas badan yang tinggi dan menyebabkan terjadinya kontraksi otot Rahim sehingga dapat menimbulkan keguguran, persalinan prematuritas, dan memudahkan infeksi pada neonates. Kehamilan dapat menurunkan daya tahan tubuh sehinnga makin memungkinkan infeksi menjadi sepsis yang menyebabkan kematian ibu dan janin


DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawiraharjo, Hanifa Wiknjosastro.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina pustaka
Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
Manuaba,I.B.G.1998.ilmu kebidanan,penyakit kandungan & keluarga berencana untuk pendidikan bidan.Jakarta:ECG
Sastrawinata,Sulaiman.R.1984.obstetri patologi.Bandung:UNPAD
Sarwono Prawiraharjo, Hanifa Wiknjosastro.2009.Ilmu kandungan.Jakarta:Yayasan Bina pustaka
.